Monday, February 29, 2016

MATAHARI

By: Linda
Engkaulah bintang yang senantiasa menyinari bumi. 

Takkan ada kehidupan tanpa kehadiran sinar cahayamu. Yang memberikan energi bagi bumi dan seluruh makhluk yang hidup dari tahun ke tahun, dari masa ke masa.

Engkau laksana cahaya maha panas yang mampu membakar, yang mampu mematikan dan mengeringkan bumi ini. 

Bola panas yang teramat besar yang berada dalam gugusan tata surya yang maha luas di alam semesta ini.

Matahari,.. engkau beredar mengikuti orbit, mengikuti kitaran waktu. Tak pernah melintas dalam lintasan yang bukan jalanmu.


Demikian setia, demikian taatnya dirimu. Sungguh, ketaatan yang maha hebat dan kuat. Karena engkau tahu bahwa sesungguhnya ketika engkau mengitari jalanmu maka engkau akan selamat, namun ketika engkau sedikit saja keluar dari orbitmu itu maka engkau akan hancur, akan lebur menjadi debu..!

Tak ada kekuatan bagimu untuk kembali membentuk dirimu dan mengumpulkan kembali debu-debu dirimu. Tidak ada kemampuan sama sekali.

Matahari,.. apa yang membentukmu menjadi begitu taatnya?? Demikian juga tata surya dan jutaan bahkan milyaran gugusan bintang lainnya yang tak terhitung jumlahnya.

Begitu luar biasa, begitu hebat dan dahsyatnya alam jagad raya ini. Adakah engkau pernah bertanya duhai Matahari pada dirimu tentang keberadaanmu dan ketaatanmu untuk siapa dan dari mana? Apakah atas kemauan dan kehendakmu sendiri ??

Ternyata, Matahari,... engkaupun hanya mampu taat dan patuh tanpa mampu mengatakan kepada siapa engkau taat.

Karena engkau tahu sungguh dirimu bukanlah apa-apa dibandingkan dengan penciptamu. Di alam ini engkau boleh jadi yang terbesar dan memiliki energi yang luar biasa tak terbilang.

Namun, di hadapan-Nya, semua bintang, matahari, bulan dan gugusan galaksi andromeda seluas dan sesakti apapun di alam jagad raya ini sesungguhnya hanyalah debu.. di hadapan-Nya.


Karena DIA engkau patuh, karena DIA engkau taat dan tak berani bergeming. Perintah adalah amanat, perintah adalah sumber kekuatan bagimu untuk mengitari dan beredar di jalanmu pada orbitmu.

Tanpa perintah, tanpa amanat, sesungguhnya dirimu tanpa daya dan upaya.

Matahari,.. engkaulah bintang di alam raya ini, dengan cahayamu, engkau menghidupkan bumi dan makhluk,. dan menerangi alam ini. Namun pun demikian, engkau selalu ingat dan taat menjalankan tugasmu meski waktu telah menghitung umurmu berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar tahun lamanya.

Setia, taat dan patuh, seperti itulah dirimu yang besar namun sesungguhnya adalah teramat kecil di hadapan-Nya.

Ku tak mampu seperti dirimu duhai Matahari. Engkau begitu taatnya, sedangkan diriku tidak demikian. Kadang ketaatan datang melingkupi diriku, namun di waktu lain aku ingkar, aku jauh, aku membangkang dan tak peduli.

Itulah diriku yang tak seperti dirimu duhai Matahari. Namun seperti itulah DIA menciptakan aku dengan begitu sempurna dan memberikan kepadaku kebebasan dan pilihan. Tidak seperti dirimu. 
Kebebasan yang harus aku terima dan jalani, karena hidupku adalah perwujudan dari adanya keinginan dan kekuatan hidup dari-Nya.

Kebebasan hidup untuk memilih antara yang hak dan yang bathil dalam takaran yang sudah ditentukan oleh-Nya.

Aku insan yang hidup dengan pilihan, dan engkau Matahari, engkau tak punya pilihan. Hanya ketika tiba saat engkau harus berhenti, maka saat itulah dirimu mendapatkan pilihanmu yang kedua.


Amanah hidup yang berbeda namun bersumber dari satu, dari yang tak ada bandingannya dan tak ada duanya.

DIA sumber segala penciptaan, dari-Nya tercipta alam raya ini dan dari-Nya tercipta segala sesuatu yang mengisi dan hidup di dalamnya.


DIA sahaja yang tahu, DIA sahaja yang mengaturnya. Apa yang DIA inginkan terjadi maka terjadilah.

Fa inna maal usri yusra, Inna maal usri yusra
Faidzaa faraghta fanshab 
Waila rabbika farghab.

Sungguh Engkau Maha Kuasa Ya Allah. Kami adalah hamba ciptaan-Mu yang hanya tunduk dan patuh pada kehendak-Mu. Subhanallah...

@Linda - tadabbur hatiku pagi ini dalam renunganku tentang Matahari.

No comments:

Post a Comment